Alfred Riedl Sosok Yang Luar Biasa Di Mata Ridwan Eks Persib Bandung

Eks pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, sangai usia atas Rabu (8/9), antara negara asalnya, Austria. Kepergian Riedl melahirkan pencinta sepakbola Indonesia bergobar hati, jadimana ia merupakan pelatih bahwa cukup membekas lewat Merah-Putih.
Dua final Piala AFF, 2010 beserta 2016, digapai Riedl bersama Indonesia. Meski akhirnya Garuda cuma puas berprofesi runner-up, namun Riedl mampu melakskerutunanan semangat timnas begitu terasa dalam kalangan masyarakat, ketika sedang bermain.
Eks Persib Bandung dan timnas Indonesia, Ridwan, menilai Riedl adalah postur pelatih yang luar biasa dan khilaf satu yang tertidak sombong. Ia bercerita bagaimana Riedl punya sikap tegas dan selintas mengutamakan kebena tim dibanding individu.
"Paling berkesan, cacat satu pelatih tertidak marah bahwa pernah melatih saya. Nilai plus dari beliau sebagai pelatih adalah disiplin bahwa banyak. Dia memandang semua pemain pas kedudukannya dempet satu tim, tidak ada bahwa anak emas," urai Ridwan, bahwa kini selaku pelatih.
"Seluruh pertandingan bahwa berkaitan demi almarhum punya kesan bahwa begitu dalam. Pernah suatu saat Firman Utina kusam, beliau datang [menjenguk], menanyakan bagaimana kondisinya," beber mantan pemain Sriwijaya FC ini.
Ridwan mengulas balik bagaimana ketegasan Riedl demi kebermanfaatan tim. Sebagai informasi, Ridwan merupakan bagian dari skuad Piala AFF 2010 nan fenomenal. Kala itu, Riedl mencoret luput satu pemain karena dianggap tidak disiplin.
"Beliau berbicara punya rencana mencoret salah satu bintang sepakbola Indonesia, karena dipanggil timnas maka belum bergabung. Kami [pemain timnas] mengutarakan ke Alfred, kenapa tidak menunggu? Dia nilai sulit, sudah ditunggu beberapa kali tidak berlabuh, saya perlu memikirkan akan lain, tidak hanya satu orang, tim bisa berantakan," kisah Ridwan.
"Jika dilihat kasat mata seloyalnya, keputusan itu saadapun sekali, mencoret topskorer, pemain bintang. Tapi beliau tidak melihat itu. Beliau ini raut badan humoris, antara paling dalam bersama luar lapangan. Kelebihan beliau adapun saya lihat, menjaga tim daripada gangguan tim luar, bukan secara teknis, tapi psikologis, bebas daripada pihak luar," beber Ridwan.
Ya, Riedl akan agak pernah menukangi timnas Vietnam dianggap Ridwan sebagai sosok akan protektif kepada kondusivitas tim atas luar lapangan. Ia bukan belaka sebagai pelatih hebat, tapi agak pribadi akan timbang hatik. Ridwan berjibun belajar atas Riedl, akan diaplikasikan sebagai pelatih saat ini, bersama tim junior PSIS.
"Ilmu yang berlebihan terutama ilmu di luar teknis, cara berkomunikasi pola pendampingan, kedisiplinan, bagaimana mengatur psikologi, memahami psikologi pemain, saya terapkan doang di tim PSIS," tutup Ridwan.